Kisah Pohon Kebaikan dan Keburukan

By hanan2jahid - May 03, 2005


Image hosted by Photobucket.com


“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit (24), pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhan-nya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat (25). Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun (26). Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh it udalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki (27).”

Kita mungkin sangat sering mendengar kisah tentang pohon kebaikan dan keburukan ini, tetapi saya ingin mengajak kembali para pembaca untuk sejenak melakukan rihlah (perjalanan) mengunjungi pohon kebaikan dan keburukan ini. Dalam perjalanan ini, saya ingin bersama-sama para pembaca sebagai para musafir untuk ikut merasakan apa yang dirasakan oleh pohon kebaikan dan keburukan.

Kedua pohon itu berada di suatu hamparan padang rumput yang luas, yang di sekitarnya hidup berbagai jenis flora dan fauna. Saat kita keluar dari kendaraan kita, udara segar telah menyambut kedatangan para musafir yang haus akan hikmah kehidupan. Selanjutnya kita akan terpukau melihat suatu kondisi yang sangat bertolak belakang. Di hadapan kita terdapat dua pohon yang kondisinya sangat berbeda satu sama lain. Pohon pertama memiliki akar yang kuat dan menancap kuat ke dalam tanah, batang yang kokoh dan besar, cabang dan ranting yang banyak, daun yang sangat rimbun, dan buah yang sangat subur dan ranum, bahkan para musafir yang haus sangat ingin menikmati buah tersebut. Sementara pohon kedua yang berada tidak jauh di sebelahnya memiliki kondisi yang sangat memprihatinkan. Akarnya sudah sangat keropos, kecil-kecil, dan sebagian besar sudah berada di atas permukaan tanah, batangnya yang rapuh, cabang dan ranting banyak yang patah, daun yang sudah layu dan menguning, dan tidak berbuah lagi. Hidup segan, mati pun tak mau. Jangankan mendekat, melihatnya saja para musafir enggan.

Pada ayat di atas, Allah mengumpamakan kalimat yang baik dan buruk itu ibarat pohon yang baik dan buruk pula. Kalimat yang baik ini tentu saja kalimat tauhid dan segala perbuatan baik yang dilakukan manusia. Mengapa Allah menggambarkan kebaikan itu dengan pohon yang baik? Kebaikan itu muncul dari wujud keimanan seseorang, maka suatu kebaikan muncul dari pribadi-pribadi yang memiliki akidah yang baik dan kuat, ibarat akar pohon kebaikan yang menancap kuat ke dalam tanah. Selanjutnya memiliki pemahaman dan perwujudan akidah yang direalisasikan pada suatu amal perbuatan. Seperti pohon yang memiliki batang dan cabang yang kuat serta daun yang lebat, maka seorang mukmin juga hendaknya melakukan amal-amal yang banyak dan berkualitas sesuai dengan apa yang telah diatur Allah dan Rasul-Nya. Seorang mukmin tentu saja beramal tidak hanya untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk orang lain. Karena pohon yang baik tidak hanya menghasilkan buah untuk dirinya sendiri melainkan untuk kehidupan makhluk hidup lain yang senantiasa menikmati buah yang ia hasilkan, atau menghasilkan oksigen yang bermanfaat bagi pernafasan makhluk hidup di sekitarnya. Oleh karena itu, seorang mukmin yang mempunyai akidah yang baik sudah selayaknya menguatkan akidah orang lain pula, maka itulah mukmin yang bermanfaat. Apakah kita ingin masuk surga sendiri-sendiri? Tanpa saudara, teman dan orang-orang yang kita kenal? Pasti tidak. Betapa indah jika kita mampu menjadi pohon yang baik yang sangat menarik untuk dipandang dan sangat bermanfaat bagi sekitarnya.

Dan lihatlah pohon yang buruk itu! Sangat menyedihkan. Bahkan untuk berdiri tegak sekalipun sulit. Kalimat yang buruk atau keburukan itu diumpamakan Allah dengan pohon yang buruk yang hanya akan menjadi parasit lingkungannya. Keburukan hanya akan melahirkan keburukan pula. Seperti pohon yang buruk, maka akidah yang buruk seseorang tercermin dari sikap hidupnya sehari-hari, tidak punya iman yang kuat dan mudah terguncang. Selain memiliki akidah yang tidak kuat, mereka juga tidak menghasilkan apa-apa bagi sekitarnya. Bahkan sebagian ada yang menjadi beban bagi masyarakat, hanya menimbulkan masalah saja. Kalau sudah demikian, tidak heran banyak yang terjerumus ke dalam lubang kesesatan, kesyirikan, dan kemaksiatan. Maukah kita menjadi bagian dari mereka itu? Pasti tidak. Karena fitrah manusia itu adalah cenderung kepada kebaikan.

Alangkah indahnya jika setiap mukmin mau dan mampu memaksimalkan potensi pohon kebaikannya, dan kita semua berusaha untuk itu.
Saudara tahu tentang MLM (Multy Level Marketing) ? Kebaikan dan keburukan itu pun seperti itu pula. MLM kebaikan itu akan menghasilkan kebaikan pula yang turun-menurun, membentuk jaringan, dari satu kebaikan menjadi dua, dua menjadi empat dan seterusnya. Demikian pula sebaliknya, MLM keburukan pun akan seperti itu pula. Maka sebagai mukmin, mari kita berjuang untuk membentuk MLM pohon kebaikan yang buahnya dapat dinikmati tidak hanya oleh kita sendiri melainkan untuk siapa saja yang ada di sekitar kita.
Wallahua’lam.

NB : Untuk para musafir yang haus akan hikmah dan kebaikan, mudah-mudahan tulisan ane yang tak seberapa ini mampu membuka hati dan cakrawala berfikir kita untuk senantiasa berusaha dalam kebaikan.

Created by : Hanan2jahid, suatu petang di bulan perjuanganku.
Mampukah aku membentuk pohon kebaikanku? Mudah-mudahan, Insya Allah. Do’ain ya.......:D

  • Share:

You Might Also Like

2 comments

  1. Anonymous5:54 PM

    mudah-mudahan, tulisan2 kita di blog bisa jadi salah satu pohon kebaikan yang bermanfaat untuk manusia2 yg berteduh dibawahnya ya, vy
    ========
    btw, tulisannya agak dibesarin lagi, gimana? trus diberi spasi antara paragraph satu dan yg lainnya, supaya membacanya lebih nyaman, gimana?
    afwan ya, dicerewetin ama ummi:D

    *ummi nida*

    ReplyDelete
  2. Anonymous2:57 AM

    amiiin

    >>debu

    ReplyDelete