“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran” (Al-‘Asr : 1-3)
Waktu adalah sebuah keniscayaan yang akan senantiasa berubah bagaimana dan dimana pun kondisinya. Pergantian hari, bulan dan tahun adalah karakter dari waktu yang selalu berubah dan tak dapat dielakkan oleh setiap makhluk di muka bumi ini. Allah telah menciptakan waktu dengan karakter tersendiri agar makhlukNya dapat berfikir bahwa segalanya tak ada yang kekal kecuali Allah swt.
Pergantian tahun baik masehi maupun hijriah adalah sebuah momentum yang tepat untuk muhasabah pribadi dan komunitas walaupun muhasabah selayaknya kita lakukan setiap hari dalam hidup kita. Dalam menyikapi pergantian tahun pun manusia memiliki bermacam cara, ada yang benar dan ada pula dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan al-qur’an dan hadist. Namun demikian, inti dari pergantian waktu adalah bagaimana kita menelaah kembali hal-hal yang sudah terjadi dan berlalu dalam hidup kita. Berbagai aktivitas yang kita lakukan dan cobaan yang senantiasa hadir dalam kehidupan kita pribadi dan bangsa ini menjadi suatu umpan balik untuk membuat perencanaan masa depan yang lebih baik.
Pergantian tahun tidak sekedar sebuah perayaan pesta dan budaya hedonis semata. Sekedar meniup terompet, kembang api maupun hal-hal lain yang kurang substansial. Namun sebagai seorang muslim, sebuah pergantian waktu selayaknya senantiasa kita iringi dengan peningkatan keimanan kita kepada Allah swt bahwa manusia dan setiap yang bernyawa pasti akan kembali kepadaNya. Dan kembali kita perbaiki apa yang akan menjadi masa depan kita.
Saudaraku...
Sudah seberapa besarkah manfaat dan kebaikan yang telah kita lakukan untuk orang lain? Sudahkah target-target pribadi dan komunitas kita terpenuhi? Sudahkah bangsa ini menata kehidupannya demi kesejahteraan umat? Perubahan apa yang telah kita lakukan hingga tak ada lagi orang-orang yang terzdholimi? Seberapa banyak keburukan yang kita perbuat kepada orang lain? Sungguh banyak pertanyaan yang muncul di benak kita. Akankah kita menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan kerja-kerja nyata?
Saudaraku...
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum itu tak berusaha untuk mengubah nasibnya sendiri. Maka sebagai muslim, selayaknya kita kembali bertafakur, merenungi segala hal yang telah berlalu dan mempersiapkan rencana baru yang lebih baik. Belajar dari kesalahan adalah sebuah hal yang sangat bermanfaat. Jangan sampai kita terjatuh pada lubang yang sama untuk kedua kalinya.
Created by : hanan2jahid. 010106. Muslimah room.
NB : Yuk, kita susun planning baru untuk tahun yang baru, dan planning baru pula untuk tahun hijriah yang sebentar lagi akan segera mengunjungi kita. Planning yang lebih baik dan evaluasi dari planning yang telah berlalu. Wallahua’lam.
2 comments
Selamat menempuh fajar baru,
ReplyDeleteSetiap hembusan nafas adalah fajar baru,
Bagi setiap mahluk-Nya,
Dan, mohon ingatlah duhai jiwa,
Islam dibangun dengan kekerasan dan kelembutan Cinta,
Fal-yatalaththaf !
Bergulirnya waktu pada hakikatnya ialah pengurangan jatah usia hidup kita di dunia. Sadar atau tidak.
ReplyDeleteDalam perjalanan waktu ini, kita meyakini pula bahwa setiap manusia adalah merugi kecuali orang-orang yang beriman dan juga sabar dalam menapaki kebaikan dan kebenaran dengan penuh kesabaran.
Tak dapat dibantah bahwa sesungguhnya perputaran waktu tiadalain mengantarkan kita kepada pintu kematian. Entah kapan kematian itu kan menyapa! Tua-muda, kaya-miskin, sehat-sakit sama saja, kematian selalu mengintai setiap kita.
Lantas sudahkah kita siap menghadapinya? Astaghfirullah.., ampunkan hamba ya Allah..! Semoga kita selalu terjaga dalam memanfaatkan waktu yang tersisa sehingga penyesalan tak datang di hari kemudian.
Ya Allah, jadikan perguliran waktu sebagai bilangan 'amal bagi kami, amin!