Dalam setiap desahan nafas, ada asma Allah yang berkumandang. Dalam setiap aliran darah ada asma Allah yang mengalir di dalam lorong-lorong tak bertepi. Seluruh alam bertasbih memuji kebesaran Allah. Tunduk hanya pada satu perintah. Berlabuh hanya pada satu muara.
Dan pagi itu, tepatnya pukul enam kurang, ia telah pergi memenuhi panggilan Rabb-nya dengan sebaik-baik penutup. Wajahnya cerah dan berseri. Bibirnya menyunggingkan senyum yang penuh makna. Benua makna yang tak terungkap oleh manusia.
Sosok itu sangat lekat dalam kehidupan. Sosok seorang suami, bapak, sahabat, bahkan guru bagi para santri-santrinya. Sosok yang senantiasa berada dalam kebaikan, kebersihan jiwa, serta keluasan ilmu dan wawasan. Sosok yang senantiasa menjadi pengayom bagi siapapun. Menjadi pendidik di setiap kesempatan. Namanya mungkin tidak setenar menteri agama, ketua MUI, atau para ulama yang senantiasa tampil di televisi. Tapi ia meninggalkan begitu banyak kebaikan untuk orang-orang yang ia tinggalkan. Semasa hidupnya, ia selalu ramah terhadap orang lain. Ia senantiasa mengajarkan ilmu yang bermanfaat untuk para santrinya di sebuah pesantren, mengajar mengaji al-qur’an dan kitab, menampilkan amalan-amalan terbaiknya, akhlak yang santun, selalu baik terhadap para tamu yang datang. Rajin bersadaqoh dan berinfaq. Subhanallah....
Ia memang terlahir dari keturunan orang-orang yang senantiasa berlomba dalam kebaikan. Walau pun demikian, iman tak dapat diwarisi. Ilmu dan hikmah lah yang telah ia peroleh dari orang-orang terdahulu. Selalu belajar dan mengajarkan ilmu-ilmu keislaman dan kehidupan. Ia telah berhasil menjadi sosok bapak dan sahabat bagi anak-anaknya, guru bagi santri-santrinya, suami bagi istrinya, dan ulama bagi masyarakat. Subhanallah....
Saat dimakamkan di sebelah makam orang tuanya, secara tak sengaja seorang penggali kubur terjatuh di dekat makam, dan terlihat kain kafan yang masih utuh tak lapuk di makan usia. Betapa hal tersebut menjadi cermin orang-orang sholeh yang ada pada mereka. Subhanallah....
Kini, ia telah pergi. Meninggalkan begitu banyak kebaikan untuk orang lain. Meninggalkan kerinduan yang teramat mendalam, haru yang membuncah, bahagia yang tak tersampaikan, kesedihan yang wajar, dan beraneka rasa yang melekat di jiwa setiap orang-orang yang ia tinggalkan. Mungkin Allah lebih mencintainya. Mungkin Allah tak ingin jiwanya terkotori oleh fananya dunia ini.
Dan pada hari itu, seluruh alam pun menangis, melepas kepergian seorang insan manusia yang dalam hidupnya selalu mengerjakan kebaikan untuk diri, keluarga, dan orang lain. Hampir di sebagian besar kota di Indonesia hujan pada hari itu. Apakah ini hikmah yang tak terungkap? Wallahua’lam. Semoga kepergiannya memberikan hikmah yang cukup berarti bagi kita. Betapa ingin kita menutup hari-hari kehidupan kita dengan sebaik-baik penutup. Dan Allah akan senantiasa menyayangi hambaNya dengan cara yang berbeda. Wallahua’lam.
Created by : Hanan2jahid, 151105, ba’da subuh, dalam sebuah perenungan.
Mengingatkan saya pada kepergian seorang ulama dari sebuah pesantren di salah satu kota di Indonesia, bapak dari seorang saudara seakidah. Dan seorang lagi, seorang masyaikh dakwah yang belum lama meninggalkan kita. Sungguh dalam diri orang-orang sholeh, akan senantiasa terukir do’a bagi mereka yang ditinggalkan. :)
NB : Dipersembahkan untuk mereka yang ditinggalkan. Innalillaahi wa innaa ilaihirooji’uun. Innallaaha ma’asshobiriin. Ampunilah, rahmatilah, dan maafkanlah ia ya Allah. Terima segala amal ibadahnya. Teruskan segala amal jariyahnya. Lanjutkan segala kebaikannya kepada keluarganya. Jadikanlah ia orang-orang yang terhimpun ke dalam golongan orang-orang yang Engkau cintai. Allah, hanya Engkau sebaik-baik Pencipta dan tempat kembali. Amiin.