Seorang Penjahit

By hanan2jahid - April 16, 2005


Saudaraku...Kalau Pak Irfan Toni Herlambang menggambarkan proses hidup ini ibarat proses pembuatan gelas keramik yang harus diolah, dibentuk, dibakar, dijemur, dipoles, dan dicat hingga menjadi gelas keramik yang indah dan mewah, maka saya akan menggambarkan proses hidup ini ibarat proses menjahit yang dilakukan oleh seorang penjahit. Walau sebenarnya apapun dapat kita jadikan contoh untuk hidup ini, namun saya sangat tertarik dengan cara kerja penjahit.

Pernah melihat penjahit melakukan tugasnya? Mula-mula penjahit akan mengukur badan pelanggan yang akan dijahit pakaiannya. Diukur sedetail dan seteliti mungkin, mulai dari leher sampai kaki, tidak ada yang terlewatkan. Bahkan sampai menentukan model pakaian dan warna yang cocok. Ibarat hidup ini, dari lahir sampai kembali nantinya tentunya kita memiliki rencana dan orientasi yang ingin kita lakukan sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah. Penjahit yang mengukur tadi ibarat manusia yang mempersiapkan rencana untuk hidupnya, mau apa ia di dunia ini dan bagaimana cara yang akan ia lakukan.

Tahap kedua adalah membuat pola. Dalam membuat pola seorang penjahit harus sangat berhati-hati, karena kesalahan membuat pola akan menyebabkan kesalahan dalam memotong dan hasilnya mungkin akan tidak bagus, kenapa? Karena bisa jadi kain yang dipotong ternyata kurang. Ibarat hidup ini, harus senantiasa berhati-hati dalam menentukan pilihan dan cara hidup yang ia lakukan dalam menjalani hidup ini, kesalahan sedikit saja bisa jadi membawa kita pada jalan yang tidak Allah ridhoi.

Tahap ketiga adalah memotong. Walaupun pola sudah terbentuk, namun memotong juga harus teliti, karena kesalahan sedikit saja bisa jadi potongan akan tidak rapi, kain akan tidak mencukupi, atau bahkan tangan si penjahit akat terpotong. Ya. Ibarat hidup ini, jika pilihan sudah kita tentukan, namun langkah yang diambil tidak benar maka tidak hanya ia saja yang rugi melainkan orang lain akan ikut merugi. Dan mungkin saja lingkungan akan ikut merasakan kerugian.Saat menjahit, jahitan harus rapi. Penjahit juga harus berhati-hati dalam menjahitnya, karena bisa jadi ia akan terkena jarum. Ibarat hidup, walau langkah yang kita ambil sudah benar, namun tetap kita harus berhati-hati, karena bisa jadi di tengah jalan kehidupan kita, akan banyak cobaan seperti jarum jahit tadi, yang tanpa sadar kita telah terluka.

Tahap akhir adalah tahap penyelesaian. Penjahit akan meneliti kembali hasil jahitannya apakah sudah rapi, jahitannya tidak ada yang rusak, dan bahkan sesuaikah dengan permintaan pelanggannya baik ukuran maupun modelnya. Nah, ibarat hidup, setelah kita melalui tahapan perencanaan, penentuan, dan penetapan pilihan hidup dan cara-cara pencapaiannya, maka kita perlu memeriksa kembali proses dan hasil yang kita peroleh, dengan kata lain muhasabah, sudahkah sesuai dengan rencana awal kita? Ataukah bahkan melenceng jauh dari tujuan awal kita?

Saudaraku....Saat penjahit telah menyelesaikan tugasnya, maka pelanggan akan memberi upah untuknya dan penjahit akan merasa puas karena setimpal dengan apa yang dilakukannya. Maka hidup pun demikian pula, saat kita telah melewati tahapan-tahapan itu maka kita akan memperoleh balasannya kelak. Balasan yang baik untuk amalan yang baik, dan sebaliknya balasan yang buruk untuk amalan yang buruk pula.Satu hal yang perlu diingat bahwa hidup adalah sebuah perjalanan, sebuah proses yang tentu saja ada kalanya mulus dan ada kalanya tidak mulus. Seperti proses menjahit tadi, penjahit tentu saja akan mengalami kesulitan-kesulitan dalam menjahit, apalagi kalau ia masih baru dalam menjahit. Bahkan ada yang sampai salah potong hingga ia harus menyambungnya dengan kain lain yang tentu saja menyebabkan model pakaian akan berubah dan tidak sempurna lagi. Begitu juga manusia, ia akan jatuh bangun dalam melewati perjalanan hidupnya. Walaupun telah gagal, tapi ia akan terus berusaha walau hasil yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Saudaraku....Setidaknya kita mampu mengambil hikmah dari setiap hal yang ada di sekitar kita, apa pun itu. Agar proses hidup kita mampu kita jalani dengan lebih berarti sesuai dengan apa yang diinginkan Allah dan RasulNya.

“Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”(Al-Fatihah : 6-7)

NB : Bagi para pejalan yang sedang berjalan di dunia ini, berjalanlah di jalan yang lurus, semoga Allah senantiasa menetapkan kita di jalan yang lurus
Created by : hanan2jahid, saat diri ini jatuh bangun untuk tetap teguh di jalanNya

  • Share:

You Might Also Like

0 comments