SEBUAH PULAU IMPIAN
Mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok
(Ustadz Hassan Al Banna, Pendiri Gerakan Ikhwanul Muslimin, Mesir)
Saudaraku…setiap orang pasti mempunyai sebuah impian. Coba saja ingat-ingat sewaktu kita kecil dulu. Barangkali diantara kita pernah mempunyai sebuah cita-cita, entah itu seorang pilot, dokter, guru, pemusik, pelukis, arsitek, pengusaha, tentara, pendakwah, sampai seorang penulis atau sastrawan. Cita-cita itu adalah sebuah impian. Manusia berbeda-beda impiannya. Ada yang mempunyai impian sangat sederhana, ada juga yang mempunyai impian-impian besar, seperti sebagian orang, ada yang bercita-cita merubah dunia.
Terkadang, ada di antara kita yang menggunakan filosofi air di dalam kehidupannya. Menjalani hidup ini mengalir saja. Biasa saja, monoton, lurus-lurus saja. Ada suka dirasakannya, ketika duka datang pun di sikapinya dengan tenang. Baginya, biasanya percaya, kalau memang sesuatu yang di impikannya di takdirkan datang, pasti suatu saat akan datang pula. Ada sisi baik dari sikap seperti ini yaitu akan menjadi orang yang pandai bersyukur atas segala nikmat yang di berikan oleh Alloh SWT. Tetapi, orang seperti ini terkadang juga mempunyai kelemahan yaitu terlalu pasrah menghadapi kehidupan. Tidak mempunyai semangat yang besar untuk meraih impian-impiannya.
Ada juga orang yang begitu bersemangat meraih apa yang diimpikannya di dunia ini. Menggunakan segala daya dan upaya agar impiannya itu tercapai. Banyak cara dilakukan. Mulai dari mengandalkan kemampuan diri sendiri, sampai memanfaatkan relasi, kenalan dan jaringan informasi yang dimilikinnya. Semata-mata, agar tercapai impian-impiannya itu. Sebuah impian akan kenikmatan gemerlapnya dunia. Dan, banyak orang yang memburu kenikmatan duniawi ini.
Dalam sejarah kehidupan manusia, banyak diantara golongan manusia mencari kenikmatan-kenikmatan sesaat dengan cara-cara yang kotor dan di larang oleh aturan-aturan agama yang diyakininya. Di dalam hati nuraninya sadar bahwa apa yang dilakukan itu adalah sebuah kesalahan. Tapi, karena nafsu duniawinya lebih besar, maka suara kebenaran itu akhirnya terkalahkan juga.
Saudaraku…semoga kita tidak termasuk kedalamnya. Kita sama-sama meyakini, ada sebuah kenikmatan yang tak pernah akan kita rasakan selama kita hidup di dunia ini. Di sana ada sebuah sungai yang mengalirkan susu di dalamnya, ada sebuah taman yang membuat kita betah didalamnya, ada bidadara dan bidadari yang akan menemani kita di setiap pagi, petang dan malam kita, ada tempat-tempat indah yang akan kita temui dengan makanan-makanan lezat di dalamnya. Itulah sebuah pulau impian kita, surganya Allah yang akan kita rasakan jika kita benar-benar berjalan di muka bumi ini sesuai dengan jalan kebenaran, jalan Islam yang lurus. Semoga, kita semua bisa meraihnya, Amien.
Purwokerto, 27 November 2004
Salam
SA
dikutip dari www.kammi.or.id
0 comments