Lagi-Lagi Penggusuran...
Penggusuran memang bukanlah suatu hal yang asing di Indonesia. Penggusuran sudah menjadi makanan keseharian masyarakat bawahan di Indonesia. Di Medan sendiri, sudah beberapa minggu ini pemukiman amat sederhana di daerah jalan Junanda terpaksa harus mengalami penggusuran. Rumah yang pada umumnya dimukim oleh masyarakat bawahan, yang sudah bertahun-tahun berdiri terpaksa harus dihancurkan oleh pihak tertentu untuk tujuan-tujuan tertentu pula yang menurut saya kurang transparan. Pada umumnya selalu terjadi ketidakadilan dalam penggusuran ini. Ganti rugi yang tak setimpal, perlakuan yang semena-mena, dan lain sebagainya sudah menjadi rahasia umum di kalangan masyarakat dan pemerintah. Siapa yang harus disalahkan? Apakah masyarakatnya yang mendirikan rumah di atas tanah yang bukan haknya? Atau pemerintahnya yang memberikan izin mendirikan pemukiman lengkap dengan listrik dan air? Atau siapa? Ibarat gali lubang tutup lubang, penggusuran selalu saja tak pernah tuntas diselesaikan. Pak pejabat..!! Bagaimana nasib kami yang digusur???
Antri BBM...
Sudah bukan hal langka lagi melihat pemandangan antrian BBM terutama minyak tanah. Mulai dari anak-anak sampai nenek-nenek harus mengantri demi mendapatkan jatah minyak tanah yang datang seminggu sekali. Mengapa harus mengantri? Padahal Indonesia adalah salah satu negara yang tergabung dalam OPEC, artinya apa? Indonesia adalah negara penghasil minyak yang patut diperhitungkan. Yang seharusnya mengeksport bukan mengimpor BBM. Tapi kenapa sekarang masyarakatnya harus krisis BBM? Tidak hanya pemerintah yang bertanggungjawab dalam hal ini, tapi juga masyarakat Indonesia yang mempunyai PR besar membentuk SDM yang berkualitas dan mandiri yang mampu mengolah SDA nya tanpa harus membaginya dengan orang asing dengan proporsi yang tidak layak. Juga membentuk manusia yang bermoral yang tak akan mengorbankan orang lain hanya untuk memenuhi keinginan pribadinya.
Generasi Dugem...
Di sepanjang jalan pulang ke rumah, saya melihat anak-anak SMU dan SMP yang nangkring di pinggir jalan. Rokok, make up, bahasa yang seronok, kongkow-kongkow, dan hal lainnya yang menjadi keseharian mereka membuat hati merasa miris. Belum lagi free sex dan narkoba yang selalu mengikuti kemana pun mereka berjalan. Dunia gemerlap, dunia malam, sudah bukan menjadi hal asing bagi remaja seusia mereka. Mau jadi apa negeri ini jika generasi mudanya saja berlaku seperti itu? PR besar lagi buat para orang tua untuk selalu mendidik dan membimbing anak-anaknya untuk mengarahkan mereka kepada hal-hal dan lingkungan yang kondusif untuk membentuknya menjadi manusia yang lebih baik.
Ahh, terlalu banyak polemik di Indonesia. Tak sanggup hati dan jari ini untuk meneruskannya. Sebuah tugas besar dan berat yang harus kita selesaikan.
Created by : Hanan2jahid, so..let's make a changes, better and better :)
Penggusuran memang bukanlah suatu hal yang asing di Indonesia. Penggusuran sudah menjadi makanan keseharian masyarakat bawahan di Indonesia. Di Medan sendiri, sudah beberapa minggu ini pemukiman amat sederhana di daerah jalan Junanda terpaksa harus mengalami penggusuran. Rumah yang pada umumnya dimukim oleh masyarakat bawahan, yang sudah bertahun-tahun berdiri terpaksa harus dihancurkan oleh pihak tertentu untuk tujuan-tujuan tertentu pula yang menurut saya kurang transparan. Pada umumnya selalu terjadi ketidakadilan dalam penggusuran ini. Ganti rugi yang tak setimpal, perlakuan yang semena-mena, dan lain sebagainya sudah menjadi rahasia umum di kalangan masyarakat dan pemerintah. Siapa yang harus disalahkan? Apakah masyarakatnya yang mendirikan rumah di atas tanah yang bukan haknya? Atau pemerintahnya yang memberikan izin mendirikan pemukiman lengkap dengan listrik dan air? Atau siapa? Ibarat gali lubang tutup lubang, penggusuran selalu saja tak pernah tuntas diselesaikan. Pak pejabat..!! Bagaimana nasib kami yang digusur???
Antri BBM...
Sudah bukan hal langka lagi melihat pemandangan antrian BBM terutama minyak tanah. Mulai dari anak-anak sampai nenek-nenek harus mengantri demi mendapatkan jatah minyak tanah yang datang seminggu sekali. Mengapa harus mengantri? Padahal Indonesia adalah salah satu negara yang tergabung dalam OPEC, artinya apa? Indonesia adalah negara penghasil minyak yang patut diperhitungkan. Yang seharusnya mengeksport bukan mengimpor BBM. Tapi kenapa sekarang masyarakatnya harus krisis BBM? Tidak hanya pemerintah yang bertanggungjawab dalam hal ini, tapi juga masyarakat Indonesia yang mempunyai PR besar membentuk SDM yang berkualitas dan mandiri yang mampu mengolah SDA nya tanpa harus membaginya dengan orang asing dengan proporsi yang tidak layak. Juga membentuk manusia yang bermoral yang tak akan mengorbankan orang lain hanya untuk memenuhi keinginan pribadinya.
Generasi Dugem...
Di sepanjang jalan pulang ke rumah, saya melihat anak-anak SMU dan SMP yang nangkring di pinggir jalan. Rokok, make up, bahasa yang seronok, kongkow-kongkow, dan hal lainnya yang menjadi keseharian mereka membuat hati merasa miris. Belum lagi free sex dan narkoba yang selalu mengikuti kemana pun mereka berjalan. Dunia gemerlap, dunia malam, sudah bukan menjadi hal asing bagi remaja seusia mereka. Mau jadi apa negeri ini jika generasi mudanya saja berlaku seperti itu? PR besar lagi buat para orang tua untuk selalu mendidik dan membimbing anak-anaknya untuk mengarahkan mereka kepada hal-hal dan lingkungan yang kondusif untuk membentuknya menjadi manusia yang lebih baik.
Ahh, terlalu banyak polemik di Indonesia. Tak sanggup hati dan jari ini untuk meneruskannya. Sebuah tugas besar dan berat yang harus kita selesaikan.
Created by : Hanan2jahid, so..let's make a changes, better and better :)